Bali Tempoe Dulu
// by Bloggue's // //
Pulau Bali oleh sebagian orang dunia,merupakan salah satu dari surga dunia,dan menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi para wisatawan terbukti oleh banyak kunjungan dari Luar negeri atau domestik setiap tahunnya.Pulaunya yang cantik,dengan puluhan keajaiban dan segala adat budaya yang masih melekat mulai zaman nenek moyang,hingga sekarang menjadi daya tarik tersendiri,wisatawan tersebut.
Ternyata pada zaman dahulu pencitraan pulau Bali sebagai surga dunia,pernah dicitrakan sebagai pulau dengan daya tarik wanitanya,yang cantik dan sensual tinggi,jangan ngiler ya bacanya….baru berapa kalimat aja(ga penting….hahahah),Diantara para pembuat citra tersebut adalah seorang pelukis abad 20 bernama Nieuwenkamp,yang menerbitkan untuk masayarakat umum buku-buku berilustrasi pertama lengkap dengan gambar-gambar hasil karyanya yang memrikan kehidupan sehari-hari orang Bali serta tradisi kesenianya,dialah terutama yang pertama-tama menarik perhatian orang belanda pada keindahan pulau Bali (Picard,2006:37).
Kemudian ada Greogory Krause seorang Doktor jerman yang bekerja untuk pemerintahan kolonial belanda antara tahun 1912-1914 memainkan peran utama dalam promosi pariwisata pulau Bali,dengan menerbitkan buku berisi hampir 400 foto,Kunci ciri sukses dari buku ini adalah pada perhatian khusus juru foto dalam penampilan keindahan bentuk tubuh dan selera pada perempuan Bali di pemandian (Krause,1920,1930 ,1988).
Dalam teks pengantar foto dari Krause dituliskan walaupun Payudara perempuan Bali juga merupakan salah satu daya tarik utama pada zaman itu, ditunjukan kepada kita bagaimana sesungguhnya persepsi bangsa eropa tentang Bali pada saat wisatawan wistawan pertama mulai berdatangan:
“Penduduk Bali tampan dan meskipun sulit dipercaya, luar biasa tampannya,diBali siapa saja yang sambil duduk dipinggir jalan mulai betul-betu; memperhatikan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya,pasti akan mempertanyakan apa yang dia lihat memang nyta,semuanya serba indah , luar biasa indahnya, baik bentuk badan, pakaian cara orang berjalan, setiap pose ,setiap gerak. Bagaimana keindahan seperti itu bisa mungkin ?bagaimana mencapai keselarasan sedimikian tinggi dengan suasana sekitar,kaki pelancong tidak merasa letih berjalan, matanya tidak berhenti terpikat, selama dia cukup beruntung untuk menjauh dari rumah-rumah pejabat dari pedagang pedagang eropa, dan dari industri pariwista,yang tujuan satu-satunya tampaknya adalah memasukan Bali kedalam moloch peradaba(Krause 1930:9-10 dalam Picard,2006:37)
Keindahan yang tak terbayangkan juga disebabkan kaum-kaum perempuannya:
“Perempuan Bali sangat cantik, secantik yang dapat kita bayangkan kecantikan itu anggun dan sederhana secar fisiologis, penuh kemuliaan dari timur dan kesucian alami” (Krause 1988:55 dalam Picard,2006:40)”
bahkan sampai-sampai Dalam situasi yang seperti surga itu Krause samapi berkata:
“Saya dendam kepada tuhan karena tidak membuat saya lahir di Bali”,(Krause 1930: 35 dalam Picard,2006:40)
Sedangkan secara gamblang Miguel covvarubias mengatakan setalah membaca Gregor Krause dan lebih lagi melihat-lihat fotonya,bahwa Bali telah mengambil peranan tahiti sebagai model favorit mitos tentang pulau-pulau pantai selatan:
“Pulau kecil terpencil ini baru menjadi berita diduniabarat setelah beberapa tahun lalu muncul film tentang Bali dengan penekanan khusus pada daya tarik seksualnya,film-film itu mengemparkan dan kini smua orang tahu bahwa gadis-gadis Bali bertubuh indah dan bahwa penduduk-penduduk pulau ini hidup seperti dalam komedi musikal ,penuh dengan upacara aneh nan indah.judul dari slah satu film tersebut adalah gonna-gonna, yang berarti guna-guna,dalam bahasa Bali, bahkan di new york sempat menjadi identik dengandaya tarik seks, Surga terakhir yang baru ditemukan itu menjadi konsepsi romantis abad ke-19 tentang utopia primitif itu, yang selama ini menjadi eksklusif tahiti dan pulau-pulau selatan lainnya”(Covvarubias 1937:391)
Poster pariwisata bali,1939.